7 Kontrol Durasi Injeksi Bahan Bakar pada Sistem EFI
Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik (EFI) adalah teknologi canggih yang telah menggantikan sistem karburator tradisional dalam banyak mesin kendaraan modern. Salah satu komponen kunci dalam sistem EFI adalah kontrol durasi injeksi bahan bakar. Durasi injeksi bahan bakar mengacu pada berapa lama bahan bakar disemprotkan ke dalam ruang bakar mesin. Berikut ini adalah 7 kontrol durasi injeksi bahan bakar pada sistem EFI yang perlu Anda ketahui:
1. Sensor Oksigen (O2 Sensor)
Sensor oksigen adalah sensor yang mengukur kadar oksigen dalam gas buang kendaraan. Informasi dari sensor ini digunakan untuk mengatur campuran udara dan bahan bakar yang masuk ke dalam ruang bakar. Jika sensor oksigen mendeteksi kadar oksigen yang tinggi, sistem EFI akan mengurangi durasi injeksi bahan bakar untuk menciptakan campuran yang lebih miskin. Sebaliknya, kadar oksigen rendah akan mengakibatkan campuran lebih kaya dengan durasi injeksi yang lebih lama.
2. Sensor Temperatur Mesin
Sensor temperatur mesin mengukur suhu mesin. Informasi ini diteruskan ke sistem EFI untuk mengatur durasi injeksi bahan bakar. Saat mesin dingin, durasi injeksi diperpanjang agar campuran lebih kaya, memungkinkan mesin untuk berjalan lebih lancar saat dingin. Seiring suhu mesin meningkat, durasi injeksi berkurang untuk mengoptimalkan efisiensi pembakaran.
3. Sensor Tekanan Udara (MAP Sensor)
Sensor tekanan udara (MAP sensor) mengukur tekanan udara di dalam manifold hisap. Informasi ini digunakan untuk menghitung beban mesin dan mengatur durasi injeksi bahan bakar. Semakin besar tekanan udara (misalnya, saat mesin memerlukan lebih banyak tenaga), durasi injeksi akan diperpanjang untuk memastikan campuran bahan bakar yang sesuai.
4. Sensor Posisi Throttle (TPS Sensor)
Sensor posisi throttle (TPS sensor) mengukur sejauh mana katup throttle terbuka. Informasi ini membantu mengatur durasi injeksi bahan bakar tergantung pada seberapa banyak udara yang masuk ke dalam mesin. Saat katup throttle terbuka lebar (misalnya, saat menekan pedal gas), durasi injeksi akan diperpanjang untuk mengimbangi peningkatan aliran udara.
5. Sensor Posisi Kruk As (Crankshaft Position Sensor)
Sensor posisi kruk as (crankshaft position sensor) mendeteksi putaran dan posisi kruk as mesin. Informasi ini penting untuk mengatur durasi injeksi bahan bakar dan waktu pembakaran yang tepat. Dengan memahami posisi kruk as, sistem EFI dapat menghitung momen yang paling efisien untuk menyemprotkan bahan bakar.
6. Sensor Posisi Kemudi (Steering Angle Sensor)
Sensor posisi kemudi (steering angle sensor) tidak secara langsung mengontrol durasi injeksi bahan bakar, tetapi dapat mempengaruhi respons mesin. Beberapa sistem EFI modern menggunakan informasi dari sensor ini untuk memodifikasi respons mesin terhadap perubahan sudut kemudi. Misalnya, saat belokan tajam, sistem EFI mungkin mengubah durasi injeksi agar respons kendaraan tetap terkendali.
7. Sensor Detonasi (Knock Sensor)
Sensor detonasi (knock sensor) mendeteksi ketukan atau ketukan tidak normal dalam ruang bakar, yang bisa menandakan adanya pembakaran yang tidak terkontrol atau merusak. Informasi dari sensor ini dapat mengakibatkan pengurangan durasi injeksi bahan bakar untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Post a Comment for "7 Kontrol Durasi Injeksi Bahan Bakar pada Sistem EFI"